#4 – Mama ‘OA’: Merebut Kehidupan Yang Terparak

“Hidup kami di atas tanah ini. Hutan yang memberi kami makan. Hutan yang menghasilkan sagu sebagai makanan pokok dan kayu untuk membuat rumah. kami akan terus menjaga tanah ulayat ini, tak sejengkalpun akan kami berikan. Selama hayat dikandung badan.”

Cerita Mama OA, 48 tahun, dari Lembah Kebar, Tambraw bersama dengan masyarakat adat hak ulayat lainya menutup hutan marga Ariks. Mereka membuat palang untuk menghalangi alat-alat berat masuk membabat pohon-pohon yang ada di dalam hutan.